|
MAKALAH INI DISUSUN
GUNA MEMENUHI TUGAS ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
PENGAMPU IBU
VITRIANINGSIH
DISUSUN OLEH :
Q Siti
Murdani Haupea (13140130)
Q Fariskha
Novi Fauziah (13140193)
Q Maya
( 13140196)
Q Niken
Paramittha Hiswari (13140204)
Kelas
B.10.3
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2013/2014
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan
Yang Maha Esa,karena atas berkah rahmatnya kami dapat menyusun tugas makalah Pengobatan
Tradisional “JAMU”
Terima kasih kami ucapkan kepada ibu
Vitrianingsih selaku pengampuh mata kuliah Ilmu Sosial Budaya
Dasar(ISBD).Terima kasih kami ucapkan juga kepada teman-teman kelompok yang
telah berpartisipasi untuk mengerjakan tugas ini dengan baik.
Menyadari makalah ini belum begitu
sempura oleh kerena itu kami mohon kritik dan saran dari teman-teman.
Semoga
makalah ini bermanfaat bagi semua yang membutuhkan. Terima kasih.
Yogyakarta, 3 JUNI 2014
Tim penyusun
Daftar Isi
Kata pengantar.................................................................................................................... 1
Daftar Isi.............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang......................................................................................................... 3
b. Tujuan...................................................................................................................... 3
c. Rumusan Masalah................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI
a. Pengertian Jamu...................................................................................................... 4
b. Macam-macam Jamu............................................................................................. 4
c. Kelebihan dan kekurangan Jamu............................................................................ 9
d. Peringatan Dalam Menggunakan Obat
Tradisional............................................... 10
BAB III PENUTUP
a. Kritik........................................................................................................................ 11
b. Saran ....................................................................................................................... 11
c. Kesimpulan.............................................................................................................. 11
Daftar pustaka..................................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
Obat tradisional Indonesia telah berabad-abad lamanya dipergunakan secara
luas oleh masyarakat Indonesia, meskipun masih banayak bahan baku standar yang
belum memiliki persyaratan resmi. Obat tradisional pada umumnya menggunakan
bahan-bahan alam yang lebih dikenal sebagai simplisia. Simplisia ialah bahan
alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun
juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Semakin maraknya penggunaan obat tradisional berdasarkan khasiat yang turun
temurun semakin memperluas kesempatan terjadinya pemalsuan simplisia bahkan ada
beberapa jamu yang mengandung bahan kimia obat (BKO) yang telah jelas dilarang
penambahannya baik sengaja maupun tidak disengaja kedalam produk obat
tradisional.
Oleh karena
itu, maka diperlukan adanya analisis terhadap sediaan jamu yang beredar
dipasaran yang meliputi analisis makroskopik dan mikroskopik serta analisis
kimia untuk melindungi masyarakat luas dari peredaran obat tradisional yang
mengandung simplisia palsu maupun bahan kimia obat.
b.
Tujuan
Mengetahui macam-macam
jamu
Mengetahui manfaat dan
dampak konsumsi jamu
c.
Rumusan Masalah
Ø Apa yang dimaksud dengan jamu?
Ø Apa manfaat jamu bagi kesehatan?
Ø Apa dampak penggunaan jamu bagi kesehatan?
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Jamu adalah sebutan untuk
obat tradisional dari Indonesia.
Belakangan populer dengan sebutan herba atau herbal.
Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan kulit
batang, buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing atau tangkur buaya.Jamu
(herbal medicine) sebagai salah satu bentuk pengobatan tradisional,
memegang peranan penting dalam pengobatan penduduk di negara berkembang.
Diperkirakan sekitar 70-80% populasi di negara berkembang memiliki
ketergantungan pada obat tradisional (Wijesekera, 1991; Mahady, 2001).Secara
umum jamu dianggap tidak beracun dan tidak menimbulkan efek samping. Khasiat
jamu telah teruji oleh waktu, zaman dan sejarah, serta bukti empiris langsung
pada manusia selama ratusan tahun (Winarmo, 1997).Jamu gendong pada umumnya
digunakan untuk maksud menjaga kesehatan.
Orang membeli jamu gendong seringkali karena kebiasaan mengonsumsi sebagai
minuman kesehatan yang dikonsumsi sehari-hari.
B. Macam-macam Jamu
1. Jamu beras
kencur
Jamu beras kencur berkhasiat
dapat menghilangkan pegal-pegal pada tubuh dan sebagai tonikom atau
penyegar saat habis bekerja. Dengan membiasakan minum jamu beras kencur, tubuh
akan terhindar dari pegal-pegal dan linu yang biasa timbul bila bekerja
terlalu payah. Selain itu, beras kencur bisa meringankan batuk dan merupakan
seduhan yang tepat untuk jamu batuk.
Bahan baku
Dalam pembuatan jamu beras kencur, terdapat beberapa
variasi bahan yang digunakan, namun terdapat dua bahan dasar pokok yang selalu
dipakai, yaitu beras dan kencur. Kedua
bahan ini sesuai dengan nama jamu, dan jamu ini selalu ada meskipun
komposisinya tidak selalu sama di antara penjual jamu. Bahan-bahan lain yang
biasa dicampurkan ke dalam racikan jamu beras kencur adalah biji kedawung, rimpang jahe, biji kapulogo, buah asam, kayu
keningar, kunir. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih.
Cara pengolahan
Pada umumnya tidak jauh berbeda, mula-mula beras
disangan (disangrai), selanjutnya ditumbuk sampai halus. Bahan-bahan lain
sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk
menggunakan lumpang dan alu besi atau batu. Kedua bahan ini kemudian dicampur,
ditungkan air mendidih untuk mengambil sarinya diperas dan disaring dengan
saringan atau diperas melalui kain pembungkus bahan. Selanjutnya dimasukkan ke
dalam botol-botol atau termos.
2. Jamu Cabe Puyang
Jamu cabe puyang dikatakan oleh
sebagian besar penjual jamu sebagai jamu 'pegal linu'. Artinya, untuk
menghilangkan cikalen, pegal, dan linu-linu di tubuh, terutama pegal-pegal
di pinggang. Namun, ada pula yang mengatakan untuk menghilangkan
dan menghindarkan kesemutan, menghilangkan keluhan badan panas dingin
atau demam. Seorang penjual mengatakan minuman ini baik diminum
oleh ibu yang sedang hamil tua dan bayi yang lahir jika minum jamu cabe puyang
secara teratur tiap hari bayi akan bersih dan bau tidak amis. Jamu cabe puyang
banyak mengandung zat besi dan berkasiat untuk menambah butiran darah merah
bagi yang kurang darah atau anemia.
Bahan baku
Bahan dasar jamu cabe puyang adalah cabe jamu dan
rimpang lempuyang. Tambahan bahan baku lain dalam
jamu cabe puyang sangat bervariasi, baik jenis maupun jumlahnya. Bahan lain
yang ditambahkan antara lain adas, pulosari, rimpang kunir, biji kedawung, keningar dan asam kawak. Sebagai
pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan kadangkala mereka juga
mencampurkan gula buatan serta dibubuhkan sedikit garam.
Cara pengolahan
Pada umumnya tidak jauh berbeda, yaitu
pertama-tama air direbus sampai mendidih dan dibiarkan sehingga dingin,
jumlahnya sesuai dengan kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan
ditumbuk menggunakan lumpang dan alu besi atau batu. Seluruh bahan ini kemudian
diperas melalui saringan ke dalam air matang yang sudah tersedia. Selanjutnya,
ramuan yang diperoleh diaduk rata kemudian dimasukkan ke dalam botol-botol.
3. Jamu Kudu Laos
Menurut sebagian besar penjual jamu,
khasiat jamu kudu laos adalah untuk menurunkan tekanan darah. Tetapi, ada pula yang mengatakan untuk
melancarkan peredaran darah,
menghangatkan badan, membuat perut terasa nyaman, menambah nafsu makan,
melancarkan haid, dan menyegarkan badan.
Bahan baku
Bahan utama kudu laos, adalah Buah
mengkudu, rimpang laos, Merica, asam kawak, cabe jamu, bawang putih, kedawung,
garam secukupnya, gula jawa bisa juga ditambah gula pasir.
Cara pengolahan
Cara pengolahan pada umumnya tidak jauh
berbeda antar penjual jamu yaitu pertama-tama air direbus sampai mendidih
sejumlah sesuai kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk
secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu kemudian diperas dan
disaring dimasukkan ke dalam air matang yang sudah dingin. Selanjutnya
ditambahkan gula sampai diperoleh rasa manis sesuai selera (dicicipi). Ramuan
selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk dijajakan.
4. Jamu Kunir Asam
Jamu kunir asam dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai jamu
'adem-ademan atau seger-segeran' yang dapat diartikan sebagai jamu untuk
menyegarkan tubuh atau dapat membuat tubuh menjadi dingin. Ada pula yang
mengatakan bermanfaat untuk menghindarkan dari panas dalam atau sariawan, serta
membuat perut menjadi dingin. Seorang penjual jamu mengatakan bahwa jamu jenis
ini tidak baik dikonsumsi oleh ibu yang sedang hamil muda sehubungan dengan
sifatnya yang memperlancar haid. Ada pula penjual jamu yang menganjurkan minum
jamu kunir asam untuk melancarkan haid.
Bahan baku
Penggunaan bahan baku
jamu kunir asam pada umumnya tidak jauh berbeda di antara pembuat. Perbedaan
terlihat pada komposisi bahan penyusunnya. Jamu dibuat dengan bahan utama buah
asam ditambah kunir/kunyit, namun beberapa pembuatnya ada yang mencampur dengan
sinom (daun asam muda), temulawak, biji kedawung, dan air perasan buah jeruk
nipis. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan seringkali
mereka juga mencampurkan gula buatan, serta dibubuhkan sedikit garam.
Cara pengolahan
Pada umumnya tidak
jauh berbeda antar penjual jamu, yaitu direbus sampai mendidih dan jumlahnya
sesuai kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk secara
kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu atau diiris tipis-tipis
(kunyit), dimasukkan ke dalam air mendidih dan direbus sampai mendidih beberapa
saat. Selanjutnya, ditambahkan gula sampai diperoleh rasa manis sesuai selera
(dicicipi). Rebusan yang diperoleh dibiarkan sampai agak dingin, kemudian
disaring dengan saringan. Rebusan yang sudah disaring dibiarkan dalam panci dan
selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk dijajakan.
5. Jamu Sinom
Manfaat, bahan
penyusun, serta cara pembuatan jamu sinom tidak banyak berbeda dengan jamu
kunir asam. Perbedaan hanya terletak pada tambahan bahan sinom. Bahkan,
beberapa penjual tidak menambahkan sinom, tetapi dengan cara mengencerkan jamu
kunir asam dengan mengurangi jumlah bahan baku yang selanjutnya ditambahkan
gula secukupnya.
6. Jamu Pahitan
Jamu pahitan
dimanfaatkan untuk berbagai masalah kesehatan. Penjual jamu memberikan jawaban
yang bervariasi tentang manfaat jamu ini, namun utamanya adalah untuk
gatal-gatal dan kencing manis. Penjual yang lain mengatakan manfaatnya untuk
'cuci darah', kurang nafsu makan, menghilangkan bau badan, menurunkan
kolesterol, perut kembung/sebah, jerawat,pegal,dan pusing.
Bahan baku
Bahan baku dasar dari jamu pahitan
adalah sambiloto. Racikan pahitan sangat bervariasi, ada yang hanya terdiri
dari sambiloto, tetapi ada pula yang menambahkan bahan-bahan lain yang rasanya
juga pahit seperti brotowali, widoro laut, doro putih, dan babakan pule. Ada
pula yang mencampurkan bahan lain seperti adas dan atau empon-empon (bahan
rimpang yang dipergunakan dalam bumbu masakan). Ramuan jamu pahitan sebaiknya
dicampur dengan berbagai rempah-rempah dan empon-empon, jika ramuan tidak
dicampur dengan berbagai rempah-rempah dan empon-empon ada indikasi kurang baik
untuk kesehatan.
Cara pengolahan
Pembuatan jamu pahitan
adalah dengan merebus semua bahan ke dalam air sampai air rebusan menjadi
tersisa sekitar separuhnya. Cara ini dimaksudkan agar semua zat berkhasiat yang
terkandung dalam bahan dapat larut ke dalam air rebusan. Sebagai hasil
akhirnya, diperoleh rebusan dengan rasa sangat pahit. Khusus jamu pahitan,
tidak diberikan gula atau bahan pemanis lain. Sebagai penawar rasa pahit,
konsumen minum jamu gendong lain yang mempunyai rasa manis dan segar seperti
sinom atau kunir asam.
7. Jamu Kunci Suru
Jamu kunci suruh
dimanfaatkan oleh wanita, terutama ibu-ibu untuk mengobati keluhan keputihan
(fluor albus). Sedangkan manfaat lain yaitu untuk merapatkan bagian intim
wanita (vagina), menghilangkan bau badan, mengecilkan rahim dan perut, serta
dikatakan dapat menguatkan gigi.
Bahan baku
Bahan baku jamu ini
sesuai dengan namanya, yaitu rimpang kunci dan daun sirih. Biasanya selalu
ditambahkan buah asam yang masak. Beberapa penjual jamu menambahkan bahan-bahan
lain yang biasa digunakan dalam ramuan jamu keputihan atau jamu sari rapat
seperti buah delima, buah pinang, kunci pepet, dan majakan. Dalam penelitian
ini, ditemukan bahan lain yang ditambahkan, yaitu jambe, manis jangan, kayu legi,
beluntas, dan kencur. Sebagai pemanis digunakan gula pasir, gula merah, dan
dibubuhkan sedikit garam.
Cara pengolahan
Cara pengolahan pada umumnya tidak jauh
berbeda antar penjual jamu, yaitu air direbus sampai mendidih sesuai dengan
kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk secara kasar
menggunakan lumpang dan alu besi atau batu atau diiris tipis-tipis (kunyit),
diperas, disaring, dan dimasukkan ke dalam air matang yang sudah didinginkan.
Selanjutnya, ditambahkan gula sesuai kebutuhan, sampai diperoleh rasa manis
sesuai selera dengan cara dicicipi. Ramuan selanjutnya dimasukkan ke dalam
botol-botol dan siap untuk dijajakan.
8. Jamu Uyup-uyup/Gepyokan[
Jamu uyup-uyup atau gepyokan adalah jamu yang digunakan untuk meningkatkan
produksi air susu ibu pada ibu yang sedang menyusui. Hanya seorang penjual jamu
yang mengatakan bahwa ada khasiat lain, yaitu untuk menghilangkan bau badan
yang kurang sedap, baik pada ibu maupun anak dan 'mendinginkan' perut.
Bahan baku
Bahan baku jamu
uyup-uyup sangat bervariasi antar pembuat jamu, namun pada umumnya selalu
menggunakan bahan empon-empon yang terdiri dari kencur, jahe, bangle, laos,
kunir, daun katu, temulawak, puyang, dan temugiring.
Cara pengolahan
pada umumnya tidak
jauh berbeda antar penjual jamu, yaitu semua bahan dicuci bersih tanpa dikupas,
selanjutnya empon-empon dirajang (diiris tipis) ditambah bahan-bahan lain dan
ditumbuk kasar, lalu diperas serta disaring. Perasan dimasukkan ke dalam air
matang yang sudah dingin. Selanjutnya ditambahkan gula sampai diperoleh rasa
manis sesuai selera (dicicipi). Ramuan selanjutnya dimasukkan ke dalam
botol-botol dan siap untuk diperjual belikan.
C. Kelebihan dan Kekurangan jamu
C. Kelebihan dan Kekurangan jamu
KELEBIHAN JAMU
Berikut ini beberapa ulasan tentang kelebihan menggunakan obat yang berasal
dari herbal :
1. Efek samping rendah
Masyarakat luas menganggap bahwa penggunaan obat dari bahan herbal lebih
menguntungkan karena tidak menimbulkan efek samping jika dibandingkan dengan
obat kimia sintetik. Sebenarnya anggapan ini kurang tepat, karena sebenarnya
bahan herbal pun juga dapat menimbulkan efek samping, hanya saja resiko efek
samping tersebut lebih rendah. Hal ini disebabkan bahan-bahan alami lebih dapat
diterima oleh tubuh dibandingkan dengan senyawa-senyawa kimia yang digunakan
untuk memproduksi obat kimia.
2. Harga lebih murah
Harga obat yang terbuat dari herbal biasanya lebih murah, karena
bahan-bahan yang digunakan tidak perlu diimpor dari luar negeri, cukup
didapatkan dari dalam negeri kita. Selain itu proses produksi bahan herbal
tidak serumit saat memproduksi obat kimia. Meskipun ada juga bahan-bahan herbal
yang proses produksinya menggunakan teknologi canggih untuk mendapatkan
kemurnian suatu senyawa yang terdapat dalam bahan herbal tersebut sehingga
menjadikan harga obat herbal seperti ini juga mahal.
KEKURANGAN JAMU
Selain memiliki kelebihan ternyata pengobatan secara herbal juga memiliki
kekurangan, seperti beberapa hal di bawah ini :
1. Efek terapi lebih lama
Efektivitas obat dari bahan herbal biasanya lebih lama menunjukkan hasil
terapi dibandingkan efektivitas yang dimiliki oleh obat kimiawi. Hal ini
disebabkan karena farmakologis bahan herbal tergolong lemah, jarang ada data
yang dapat memberikan informasi pasti mengenai penyerapan, metabolisme,
administrasi dan ekskresi obat dari bahan herbal setelah diminum.
2. Bukti uji klinis sedikit
Uji klinis yang dilakukan sebagai upaya pembuktian efektivitas obat dari
bahan herbal untuk suatu penyakit juga sangat minim.
Demikianlah kelebihan dan kekurangan yang sebaiknya Anda ketahui sebelum
memutuskan untuk menggunakan obat dari bahan herbal sebagai terapi.
D.Peringatan
Dalam Menggunakan Obat Tradisional
Sekalipun herbal atau obat tradisional mungkin secara luas
dianggap aman, disarankan untuk waspada. Jangan longgarkan kewaspadaan Anda
hanya karena suatu produk berlabelkan "natural". Fakta yang tidak
menyenangkan ialah bahwa beberapa herba bahkan bisa sangat berbahaya. Dan
ironisnya beberapa orang tidak memandang herba atau obat tradisional
sebagaimana mestinya. Senyawa kimia dalam obat tradisional atau herba dapat
mengubah detak jantung, tekanan darah, dan kadar glukosa. Maka, orang yang
memiliki problem jantung, tekanan darah tinggi, atau kelainan gula darah seperti diabetes mesti sangat
waspada.
Meski demikian, efek sampingan obat tradisional biasanya
terbatas pada reaksi tipe alergi. Misalnya sakit kepala, pusing, mual, atau
ruam. Beberapa pengobatan tradisional atau herba kemungkinan bisa menimbulkan
"krisis penyembuhan" dengan menghasilkan gejala seperti flu atau
gejala lainnya. Orang yang mengkonsumsi obat tradisional mungkin tampak menjadi
lebih parah sebelum menjadi lebih baik. Secara umum dikatakan bahwa reaksi ini
disebabkan oleh pembuangan limbah racun dari tubuh selama tahap-tahap awal
terapi herbal.
Jika Anda memilih untuk mengobati sendiri dengan obat
tradisional, sebaiknya Anda mempertimbangkan beberapa risiko seperti bahwa Anda
mungkin tidak benar-benar tahu apa penyebab problem kesehatan Anda. Lalu
pengobatan yang Anda lakukan secara sendiri mungkin menyembuhkan penyakit
ringan, tetapi memperburuk problem kesehatan lainnya, seperti tekanan darah
tinggi. Bahkan beberapa pengobatan sendiri bisa jadi mungkin bertolak belakang
dengan obat yang diresepkan dokter.
Seperti semua produk kesehatan, obat tradisional hendaknya digunakan dengan
kewaspadaan, pengetahuan dan, keseimbangan. Ingatlah bahwa ada beberapa
penyakit dan problem kesehatan yang sekarang ini tidak ada obatnya
BAB III
PENUTUP
a.
Kritik dan saran
saran saya adalah:
a. Seharusnya kita dapat lebih bijak untuk
memanfaatkan tanaman herbal yang ada di sekitar kita dengan sebaik mungkin.
Serta tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup disekitar kita agar tercipta
lingkungan hidup yang sehat.
b. Saran yang terbaik untuk kesehatan, yaitu mengikuti
anjuran dari pepatah yang berbunyi “Lebih baik mencegah daripada mengobati”,
dari pada kita berjuang mati – matian untuk mengobati penyakit kita, lebih baik
kita berjuang mati – matian untuk menjaga kesehatan kita sebelum terserang
penyakit.
c. Bagi pemerintah diharapkan memberi bimbingan dan
penyuluhan kepada masyarakat untuk lebih mengetahui tentang manfaat tanaman
obat tradisional.
d. Bagi pemerintah juga diharapkan mampu mengembangkan
usaha pembuatan obat obatan tradisional agar menjadi komoditi unggulan
b. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah saya
lakukan dapat saya tarik kesimpulan :
a. Tanaman obat adalah tanaman yang
memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun
pencegahan penyakit.
b. Bagian dari tumbuh tumbuhan yang
paling sering dijadikan obat adalah daun. Namun akar juga terkadang digunakan
dalam pembuatan obat tradisional.
c. Cara pengolahan obat tradisional
masih sederhana, yaitu sengan cara ditumbuk dan direbus
d. Dalam penggunaan tanaman obat
tradisional tetap membutuhkan dosis yang tepat.
e. Penggunaan tanaman obat tradisional
harus mempunyai ketepatan waktu penggunaan. Artinya ketepatan waktu penggunaan
obat tradisional menentukan tercapai atau tidaknya efek yang diharapkan.
f. Dalam segi penyembuhan meskipun
tanaman herbal umumnya lebih lambat dalam pengobatan penyakit dibanding
penyembuhan menggunakan Obat – obatan kimia, namun pengobatan secara tradisional
menggunakan tanaman herbal jauh lebih aman bagi tubuh dengan sangat sedikit
efek samping yang ditimbulkannya, bebas racun, mudah di produksi, menghilangkan
akar penyakit, mudah diperoleh, murah dan mempunyai banyak khasiat.
Daftar
Pustaka
thanks for sharing.
BalasHapusObat Perangsang Wanita
Obat Kuat Pria
Obat Pelangsing Badan
Obat Pembesar Penis
Obat Penggemuk Badan
Obat Peninggi Badan
Obat Penyubur Sperma
obat perangsang
Obat Perangsang Cair
Obat Perangsang Serbuk
Obat Perangsang Oles
Parfum Perangsang
Permen Perangsang
thank bro informasinya...Artikel kesehatan terbaru
BalasHapusMakasih banyak info nya semoga bermanfaat
BalasHapus